You are here
Home > Berita > TERKINI > Gelombang Pasang Hantam Rumah Warga di Tobelo BPBD Ungsikan 22 KK

Gelombang Pasang Hantam Rumah Warga di Tobelo BPBD Ungsikan 22 KK

HALUT, JURNALONE.id – Banjir rob atau terjadinya air pasang pada pesisir pantai di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, sejumlah rumah warga di Desa Wosia, Kecamatan Tobelo Tengah, terkena abrasi ekstrim sehingga rumah di pesisir pantai mengalami kerusak akibat hantaman gelombang laut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Utara Abner Manery menyampaikan, kejadian banjir rob atau air pasang ini terjadi pada, Rabu (18/01) Kemarin, setelah terjadinya gempa bumi 7.1 SR yang mengguncang Sulawesi Utara.

Abner Manery mengatakan, akbiat air laut pasang itu sebanyak 20 rumah milik warga yang ada di pesisir pantai Desa Wosia, Kecamatan tobelo Tengah mengalami kerusakan.

Sementara warga yang rumahnya terkena benacana air pasang itu mereka telah diungsikan ke tempat yang aman oleh pemerintah daerah Halmahera Utara, sebanyak 22 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 80 jiwa.

Ia juga menjelaskan, saat ini petugas Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara, TNI-Polri dan masyarakat bergotongroyong membuat penahan ombak dengan membuat talud dari pasir yang diisi kedalam karung lalu dibentangkan dipesisir pantai.

“ Bencana ini terjadi kemarin setelah gempah 7.1 SR sehingga terjadi banjir rob di Desa Wosia, Kecamatan Tobelo. Dan kami dari BPBD sudah mengusikan mereka kesuata tempat yang maman yaitu dipasar higenis di kawasan perikanan. Saat ini BPBD, Masyarakat dan TNI sama-sama bekerja membuat talud sementara, pasir kemudian diisi kekarung untuk menahan ombak agar masyarakat dipesisr ini aman,” ungkap Abner Manery, Kepala BPBD Halmahera Utara, Kamis (19/01/2023).

Sementara itu petugas prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Kelas I Babullah Ternate, Setiawan menjelaskan, bencana air pasang di Halmahera Utara itu dikarenakan saat ini wilayah Maluku Uatra memasuki fase bulan baru. BMKG telah mengeluarkan perakirawan akan terjadinya banjir dipesisir pantai di wilayah Maluku Utara, karena sudah memasuki fase bulan baru.

Bahkan ia menjelsakan kondisi ini pada bulan bulan Desember 2022 lalu itu terjadi banjir pesisr pantai namun seperti beberapa daerah seperti di Ternate dan Tidore, namun karena pemukiman warga yang sudah tertata sehingga tidak terkena dampak.

Sedangkan kata dia, untuk di Tobelo, Halmahera Utara sendiri kita belum lihat potensi besar, kalau masyarakat yang terkena dampak harus ada penataan ulang terhadap pemukiman masyarakat di bibir pantai.

“ Gelombangnya saat ini belum terlalu berdampak, namun sangat berdampak dirasakan masyarakat di Tobelo karena tempat tinggal mereka tidak berada pada posisi yang aman. Saat ini hingga tanggal (23/01) memang poteni terjadi peningkatan tinggi gelombang di wilayah Maluku Utara bagian Utara. Namun kita ketahui tinggi gelombang belum sigifikan tetapi ada kecepatan angin, penambahan itu bisa terjadi di Halmahera Selatan, Pulau Mangoli Falabisahaya, Kepulauan Sula, terjadi tingginya kecepatan angin itu perlu diwaspai,” ungkapnya.

Pemerintah Daerah (Pemda) Halmahera Utara dalam hal ini Bupati, yang begitu tanggap dan cepat mengarahkan petugas BPBD memperhatikan dan melayani warga yang sedang mengalami bencana itu mendapat apresiasi dari Kerukunan Keluarga Besar Sanger Talau dan Sitari (KKBSTS).(Jef/SMG)

Leave a Reply

Top