
Halmahera Utara – Dalam Acara Media Briefing Torang Pe APBN Edisi Bulan Juli 2022 Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara secara hybrid di Aula KPP Pratama Tobelo, pada Jumat (29/7/22). Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara, selaku Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara, Adnan Wimbyarto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang memberikan sinyal positif prospek ekonomi di tahun 2022 dan meningkatkan keyakinan pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi Indonesia.
“Berbagai indikator ekonomi di wilayah Maluku Utara mengalami perkembangan yang sangat baik seperti pertumbuhan ekonomi di Triwulan I 2022 yang mampu tumbuh sebesar 29,63% (yoy) jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3,69%. Kontribusi tertinggi disumbang sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian,” ungkap Adnan.
Lanjut Ia mengatakan dari sisi produksi, industri pengolahan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 138,92% (yoy). Dari sisi pengeluaran,komponen PMTB mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 170,97% (yoy),” sebut Adnan.
Lanjut Ia mengatakan tingkat inflasi Maluku Utara pada bulan Juni 2022 sebesar 2,20% (yoy) di bawah inflasi nasional sebesar 4,35% (yoy). “Inflasi terjadi di tiga kelompok pengeluaran yang disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau (1,29%); perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin RT (0,22%); dan kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran (0,10%),” bebernya.
Sementara untuk Indikator Petani (NTP) dan Indikator Nilai Tukar Nelayan (NTN) per Juni 2022, Adnan mengatakan data menunjukkan NTP di Maluku Utara berada di angka 106,50 di atas NTP Nasional yang nilainya sebesar 105,96, sedangkan NTN Maluku Utara berada di angka 101,85 di bawah nilai nasional sebesar 105,92.
“Untuk Neraca Perdagangan Regional Maluku Utara per Juni 2022 mencatatkan hasil positif pada ekspor (nilai ekspor lebih besar dari pada impor). Pada komponen Ekspor pada bulan Mei 2022 tercatat USD746,15 juta, turun 1,94% dibandingkan bulan sebelumnya. Total ekspor Januari-Juni 2022 tercatat USD4.327,01 juta,” terang Adnan.
Lebih lanjut Adnan Bilang adapun Komoditas yang paling banyak diekspor s.d Juni 2022 adalah Ferro Nickel (USD3.653,07 juta), dan perusahaan penyumbang hasil ekspor terbesar adalah PT Yashi Indonesia Investment (USD648.72 juta).
“Untuk komponen impor dicatat sebesar USD251,65 juta, naik sebesar 1,94% dibandingkan bulan sebelumnya. Total impor selama Januari-Juni 2022 sebesar USD1.027,86 juta. Komoditas yang paling banyak diimpor s.d Juni 2022 adalah Batu Bara/Semi Coke (US$140,24 juta), dan perusahaan penyumbang devisa hasil impor terbesar s.d Juni 2022 adalah PT Kao Raha Smelters (US$163,03 juta),” ungkapnya.
Bagi dia tumbuhnya perekonomian merupakan dampak dari adanya peningkatan aktivitas ekonomi. Capaian-capaian yang diraih provinsi Maluku Utara tersebut tentu tidak terlepas dari instrumen APBN dan APBD dalam mengintervensi program dan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Untuk isu strategis di Maluku Utara saat ini yaitu mengenai Penyaluran Pembiayaan KUR dan Pembiayaan UMi serta Penyaluran DAK Fisik. Penyaluran Pembiayaan KUR dan Pembiayaan UMi di Maluku Utara menunjukkan pertumbuhan yang signifikan,” akuinya.
Karena dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, trend realisasi penyaluran UMi mengalami kenaikan rata-rata 63,43% dengan penyaluran agregat sebesar Rp 9,69 M untuk 2.379 debitur dari tahun 2017 sampai dengan bulan Juni 2022. Untuk Pembiayaan KUR, debitur di Maluku Utara didominasi oleh pelaku usaha pada sektor perdagangan dengan total penyaluran sebesar Rp 283,89 M kepada
4.906 debitur.
Tidak hanya itu Adnan mengatakan Isu strategis lainnya yaitu mengenai penyaluran DAK Fisik per tanggal 30 Juni 2022 telah terealisasi sebesar Rp 305,6 M atau 17,18% dari total pagu. Kabupaten Pulau Taliabu menjadi daerah dengan persentase realisasi penyaluran tertinggi yaitu 45,9% dari pagu. Keterlambatan penyampaian dokumen persyaratan masih menjadi kendala dalam proses penyaluran DAK Fisik di beberapa Kabupaten.
“Adapun isu lokal yang dibahas adalah isu terkait potensi pariwisata di Maluku Utara untuk mendorong perekonomian. Keindahan alam Maluku Utara apabila dikelola dengan baik dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan pariwisata,” cetus Adnan.
Dalam mendukung hal tersebut, Adnan berharap pemerintah turut mendukung pengembangan potensi pariwisata melalui DAK Fisik untuk wisata prioritas Maluku Utara di Kabupaten Pulau Morotai dan program prioritas Penguatan Destinasi Pariwisata Prioritas dan Sentra Industri Kecil Menengah. (red/ rls)